Kamis, 29 Juli 2010

Orang Kalah...

Suatu hari gw mendapati sebuah acara televisi yang menarik dan menginspirasi, dan salah satu narasumber favorit gw adalah Mas Prie GS. Mukanya gak ganteng, kumisnya tebel, kaya om-om (piss aah ^.^v), postur tubuhnya gak tinggi, pokoknya jauh dari kata sempurna deeeh TAPI gaya yang nyeleneh, bahasa yang ringan dan masuk akal dalam menyampaikan sesuatu menjadi hal yang menarik perhatian gw, makannya sebisa mungkin gw gak absen buat nonton acara itu. Sampai pada suatu hari gw jalan ke toko buku dan menemukan buku karangan beliau yang baru gw sadari judulnya "Pil Anti Selingkuh seri aku dan keluargaku (1)" setelah gw selesai melakukan pembayaran di kasir, hahaha...

Ceritanya dari dulu obsesi gw adalah mau jadi atlet yang sukses, menang kejuaraan di sana sini, ikut pelatcab, masuk pelatda, di panggil pelatnas dan segala kesuksesan seorang atlet lainnya. Tapi nyatanya sampai detik ini gw merasa gw adalah seorang atlet yang gagal, dari sekian banyak pertandingan yang gw ikuti hanya menang beberapa kali aja (tapi untungnya sih masih bisa ngerasain bediri di podium paling tinggi tuh yang ada tulisan no 1'nya), padahal semua usaha untuk menuju ke sana udah gw lakukan dan gw ikuti, tapi hasilnya NOL BESAR!!! Rasanya gak karuan banget ketika sadar bahwa gw kalah, perasaan malu, langit mau runtuh, gak mau bicara sama orang, marah, aaahhh pokoknya dunia rasanya mau ngetawain gw aja. Butuh waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk bisa menetralisir berbagai perasaan negatif itu. Gw pergi nyalon, potong rambut, makan yang banyak gak karuan, jalan kesana kesini gak jelas juntrungannya. Buat apa itu semua?? Buat marah dan protes pada keadaan.

Nnaaah suatu malam gw baca kolomnya mas Prie nie, Dari 51 kolom yang ada di buku itu (klo gak salah), untuk sekarang yang gw anggap "GW BANGET" untuk saat ini adalah kolom yang judulnya "ORANG KALAH". Gw akan menyalin beberapa paragraf dari tulisan beliau:
"Sementara keadaan yang saya protes itu ternyata tak menggubris protes saya. Matahari tetap muncul dan tenggelam seperti biasa. hanya karena sedih misalnya, matahari juga tidak otomatis mengucapkan belasungkawa, untuk mau sejenak terbit terbalik muncul dari barat dan tenggelam di timur. Ketika ini benar-benar terjadi tentu saya akan merasa sangat di temani. Saat seluruh penduduk dunia kaget, mereka pasti bertanya-tanya, ada apa ini? "Ooo ini ada orang yang tinggal di sebuah kampung sedang murung karena kalah lomba!".
Betapa senangnya kalau hal itu benar-benar terjadi. Tapi nyatanya tidak. Tak peduli apakah saya memangkas rambut atau sekalian memotong kepala karena kekalahan itu bakul-bakul di pasar tetap berjualan seperti biasa. Pendek kata, sebetulnya tidak ada yang peduli dengan urusan kita, kecuali diri kita sendiri. Kita terlalu serius dengan urusan diri sendiri sementara orang lain juga pasti terlalu sibuk dengan urusan mereka. Maka menyangka bahwa mereka sibuk mengurus urusan kita termasuk kekalahan kita adalah sebuah kekeliruan. Tetapi keliru prasangka itulah yang diteruskan hingga hari ini.
Jika sebuah partai kalah, atau seorang caleg gagal misalnya, langit memang terasa runtuh. Tapi langit yang runtuh itu pasti cuma mereka. Langit yang asli masih baik-baik saja. Mereka merasa orang di seluruh dunia tengah menyorakinya. Padahal tidak. jangankan untuk menyoraki, untuk menghafal nama-nama mereka saja warga dunia ini tak punya waktu. Padahal yang menyoraki kakalahan itu tidak ada. Kalaupun ada jumlahnya paling sedikit saja. Menjadi kalah adalah saatnya mengada-ada. Namanya juga mengada-ada, ia pasti mengadakan yang sebenarnya tidak ada."

Setelah membaca kolom tersebut gw cuma cengar cengir aja dan bergumam sendiri "iya juga yaa" hahahaha, ya begitulah... Dan mood gw pun perlahan-lahan membaik, sambil terus melanjutkan membaca kolom-kolom berikutnya, sambil mengambil pelajaran hidup sederhana yang kadang tak terpikir oleh kita (karena terlalu sibuk memikirkan urusan kita).....

Thank You Mas Prie...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar